MOTIVASI MENJADI GURU SEKOLAH DASAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PGSD
Abstract
ABSTRACT
Recently, the number of student of Elementary Teacher Education is slightly increasing. Those facts left a question what motivates them to be a teacher. In addition, being a teacher is not a most wanted profession in Indonesia. Those phenomena grounded this research. The research aimed to deeply explore what motivated the students to be teachers, to examine whether or not any differences of motives between male students and female students, and to examine whether or not the motives correlated to learning achievement. The research used quantitative approach, using questinnaire adapted from Factors Influencing Teaching Choice (FIT-Choice) Scale using Likert scale. Data was analysed using mean or percentage, independent sample t-test, and correlation analysis Pearson. The research results that the motives of students being a teacher (the most to the least) are make social contribution, enhance social equity, shape the future of children, work with children, prior teaching and learning experience, intrinsic value, job security, perceived teaching abilities, time for family, and social influences. However, there are five dominant motives spread along the aspects: wanting to help children learn, influencing the next generation, raising the ambitions of underprivileged youth, make social contribution, and being interested in teaching. The independent sample t-test analysis resulted that there is no differences of motivation between male and female students, but one aspect, where the P value (0,02) is smaller than 0,05, “time for family.” The Pearson Correlation results the motivation to be a teacher is poorly correlated to the student achievement, by 0,0004
ABSTRAK
Akhir-akhir ini, jumlah mahasiswa PGSD mulai meningkat. Hal ini menimbulkan pertanyaan apa yang menjadi alasan mereka ingin menjadi guru. Selain itu, menjadi guru bukanlah profesi yang paling diminati di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam mengenai motivasi mahasiswa PGSD memilih menjadi guru sekolah, dan apakah ada perbedaan motivasi secara demografik dan apakah berpengaruh terhadap prestasi belajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan questionnaire yang diadaptasi dari Factors Influencing Teaching Choice (FIT-Choice) Scale. Data dianalisis dengan menggunakan rerata atau prosentase dan independent sample t-test. Penelitian menunjukkan bahwa motivasi menjadi guru mahasiswa PGSD secara berurutan adalah aspek berkontribusi pada masyarakat, meningkatkan ekuitas sosial, membentuk masa depan anak, bekerja dengan anak-anak, pengalaman belajar di masa lampau,nilai intrinsik, keterjaminan pekerjaan, merasa mempunyai kemampuan mengajar, waktu untuk keluarga, dan pengaruh lingkungan. Namun, ada 5 alasan paling dominan yaitu karena ingin membantu anak-anak belajar, ingin mempengaruhi generasi masa depan, ingin menumbuhkan cita-cita pada anak-anak yang kurang mampu, memberikan kontribusi sosial yang bermanfaat, dan tertarik menjadi guru. Analisis statistik uji t independen sampel menunjukkan tidak ada perbedaan motivasi menjadi guru secara gender, kecuali aspek “waktu untuk keluarga” dimana, P value (0,02) lebih kecil dari 0,05, sehingga ada perbedaan motivasi menjadi guru secara gender. Dari hasil analisis korelasi Pearson, motivasi menjadi guru diperoleh nilai signifikan 0,0004. Nilai tersebut berada dalam range kualifikasi 0,00-0,199 dengan kualifikasi sangat rendah. Dengan demikian disimpulkan bahwa hubungan antara motivasi menjadi guru dengan prestasi belajar adalah sangat rendah.
Full Text:
PDFReferences
Aksu, M., Demir, C.E., Dologlu, A., Yildrim, S., Kiraz, E. (2010). Who are the Future Teachers in Turkey? Characteristics of Entering Student Teachers, Journal of Educational Development. Vol. 30
Burns, Robert B. 2000. Introduction to research method. Fourth edition. Australia: Pearson Education Australia Limited
Chuene, K., Lubben, F. & Newson, G. (1999). The Views of Pre-service and Novice Teachers on Mathematics Teaching in South Africa Related to Their Educational Experience, Educational Research, Vol. 41
Eggen, P., Kauchak, D. 2007. Educational Psychology: Windows on Classrooms. New Jersey, USA: Pearson
Hubeis, A. V. S. (2010). Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor: IPB Press
Klassen, R.M., Al-Dharfi, S, Hannok, W. & Betts, SM. (2011). Investigating pre-service teacher motivation accros cultures using the Teacher’s Ten Statement Test, Teaching and Teacher Education, 27.3.
Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya
Saban, A. (2003). A Turkish Profile of Prospective Elementary School Teachers and Their Views of Teaching, Teaching and Teacher Education. Vol 19
Sugiyono. 2013. Metode penelitian manajemen. Bandung: Alfabeta
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Sardiman, A.M. 2009. Interaksi dan Motivasi Balajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press
(http://www.vistaeducation.com/news/v/all/prediksi-pekerjaan-paling-dicari-10-tahun-kedepan) diakses 15 Februari 2016
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2010/Artikel_10505143.pdf diakses 15 Februari 2016
United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization [UNESCO]. (2006). “Teacher motivation, compensation and working conditions”. Chapter in Guidebook for Planning Education in Emergencies and Reconstruction. Paris: International Institute for Educational Planning.
W.S.Winkel. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abad
DOI: https://doi.org/10.24853/holistika.1.2.%25p
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Holistika: Jurnal Ilmiah PGSD Indexing By:
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License