TWITTER SEBAGAI MEDIUM PERKEMBANGAN SASTRA RELIGI MASYARAKAT INDONESIA DI RANAH SASTRA SIBER
DOI:
https://doi.org/10.24853/pl.6.1.31-39Kata Kunci:
religi, sastra, siber, TwitterAbstrak
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi turut memengaruhi perkembangan dunia sastra, yang di masa sekarang ini dikenal dengan sastra siber. Kemajuan tersebut juga memengaruhi eksistensi sastra religi di masa sekarang ini sebagai wadah untuk menyebarkan dakwah serta nilai-nilai keagamaan dengan cara yang modern, mudah, dan indah, serta dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Twitter menjadi salah satu media sosial dan komunikasi yang memiliki banyak pengguna, hal tersebut menjadikan penggiat sastra religi pun menggunakan media Twitter sebagai wadah dalam berkarya. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya akun-akun bernafaskan sastra religi yang memiliki banyak penggemar di media sosial ini. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Objek material dalam penelitian ini yaitu akun Twitter @Puisi_Religi, @Ruminstitute, dan @Filsafat_Muslim, sedangkan objek formal penelitian ini yaitu perkembangan sastra Religi di Twitter serta kontribusi Twitter dalam perkembangan sastra siber dan sastra religi. Data dalam penelitian ini merupakan profil serta konten baik berupa cuita, foto, maupun video dalam akun-akun bertemakan sastra religi yang terdapat dalam Twitter, di antaranya yaitu @PuisiReligi, @Ruminstitute, dan @Filsafat_Muslim. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa perkembangan sastra religi dalam ranah siber khususnya di Twitter menunjukkan nilai positif dan Twitter berkontribusi cukup besar sebagai ruang kebebasan dan inovasi dalam perkembangan serta penyebarluasan sastra religi dalam ranah siber.Kata kunci: religi, sastra, siber, TwitterReferensi
Cinthya, N., & Wati, R. (2020). Fenomena Sastra Cyber: Trend Baru Sastra Islami dalam Masyarakat Modern di Indonesia. Jurnal Edukasi Khatulistiwa : Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia. 3(1).
Jannah, R., & Wati, R. (2021). Kontribusi Media Siber terhadap Keberadaan Sastra Religi di Media Sosial Instagram. Literasi: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah. 11(2).
Prasetyo, C. W., & ; Wati, R. (2022). Cyber Sastra : Polemik dan Resistensi Kapitalsme pada Sastra. Pena Literasi Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra. 5(1).
Pratama, P. A., & Rianna Wati. (2022). Penggugatan Kanonisasi Sastra Melalui Media Siber Karyakarsa. Kulturistik: Jurnal Bahasa Dan Budaya. 6(1).
Rai, G. A. (2019). Kontroversi Puisi Daring dalam Politik Siber Sastra. Jurnal Salaka: Jurnal Bahasa, Sastra. Dan Budaya Indonesia, 1(1).
Rizaty, Monavia Ayu. 2022. Pengguna Twitter di Indonesia Capai 18,45 Juta pada 2022. < https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-twitter-di-indonesia-capai-1845-juta-pada-2022> (Diakses pada 24 November 2022, pukul 14:35 WIB)
Rejo, U. (2014). Memosisikan Sastra Siber Sebagai Lahan Baru Dalam Penelitian Sastra Mutakhir Di Indonesia. Paramasastra. 1(2).
Subhi. (2017). Eksistensi Sastra Cyber sebagai Media. Susastra UI. 1–15.
Wanti, M. A. (2020). Kurasi Digital Sastr Siber: Perspektif Sastra Konvensional. Jurnal Kearsipan. 15(1).
Yulhasni, & Suprayetno, Edy. (2018). Cyber Sastra: Perlawanan Terhadap Hegemoni Dalam Sastra Indonesia. Jurnal Komposisi. 3(2).
##submission.downloads##
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).