Analisis Determinan Kejadian Stunting di Wilayah Pesisir Danau Limboto

Main Article Content

Mutia Reski Amalia
Nuryani Nuryani
Sofyawati D. Talibo
Denny Indra Setiawan
Alimuddin Alimuddin

Abstract

Latar Belakang: Stunting merupakan masalah gizi kronik yang ditandai dengan tinggi badan dibawah standar menurut usia dengan indikator z score TB/U –2SD. Stunting dapat disebabkan oleh faktor langsung (pemberian makan dan infeksi) dan faktor tidak langsung (lingkungan dan sosial ekonomi). Tujuan: Untuk mengetahui faktor determinan kejadian stunting pada balita di wilayah pesisir Kota Gorontalo. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pengambilan sampel secara accidental sampling hingga diperoleh 225 balita. Determinan kejadian stunting berupa karakteristik sosial ekonomi, sanitasi lingkungan, riwayat status kesehatan dan pemberian makan pada balita. Analisis data menggunakan uji chi square dengan nilai α = 0,05. Hasil: Studi menemukan sebanyak 49,8% balita mengalami status gizi stunting. Analisis bivariat menunjukkan tidak terdapat hubungan (p value > 0,05) antara penghasilan kepala keluarga, penerimaan bantuan sosial, penggunaan jamban, kualitas air, riwayat pemberian kolostrum, ASI eksklusif  dan imunisasi dasar  dengan kejadian stunting pada balita. Sementara berat lahir, panjang lahir, riwayat pengukuran status gizi dalam waktu 3 bulan terakhir yang diamati dari KMS balita, riwayat menderita sakit dalam 12 bulan terakhir berhubungan dengan kejadian stunting pada balita (p value > 0,05). Simpulan: Terdapat hubungan berat dan panjang lahir, riwayat sakit dan pemantauan status gizi dengan kejadian stunting.

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Mutia Reski Amalia, Program Studi Sarjana Terapan Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Indonesia

Program Studi Sarjana Terapan Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Indonesia

Nuryani Nuryani, Program Studi Sarjana Terapan Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Indonesia

Program Studi Sarjana Terapan Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Indonesia

Sofyawati D. Talibo, Program Studi Diploma III Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Indonesia

Program Studi Diploma III Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Indonesia

Denny Indra Setiawan, Program Studi Sarjana Terapan Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Indonesia

Program Studi Sarjana Terapan Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Indonesia

Alimuddin Alimuddin, Program Studi Sarjana Terapan Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Indonesia

Program Studi Sarjana Terapan Gizi, Jurusan Gizi, Poltekkes Kemenkes Gorontalo, Indonesia

References

Vaivada T, Akseer N, Akseer S, Somaskandan A, Stefopulos M, Bhutta ZA. Stunting in childhood: an overview of global burden, trends, determinants, and drivers of decline. Am J Clin Nutr. 2020;112(Supplement_2):777S-791S.

Kemenkes RI. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kabupaten. Kota Tahun. 2021;2021.

Mugianti S, Mulyadi A, Anam AK, Najah ZL. Faktor penyebab anak stunting usia 25-60 bulan di Kecamatan Sukorejo Kota Blitar. J Ners dan Kebidanan (Journal Ners Midwifery). 2018;5(3):268–78.

Krisnana I, Widiani NM. Prenatal and postnatal factors related to the incidence of stunting in the coastal area Surabaya, Indonesia. Sri Lanka J Child Heal. 2020;49(3):223–9.

Satriani S, Yuniastuti A. Faktor Risiko Stunting pada Balita (Studi Perbedaan antara Dataran Rendah dan Dataran Tinggi). J Dunia Gizi. 2020;3(1):32–41.

Nurbaiti L, Taslim NA, Bukhari A, Hatta M. Serum concentration and mRNA expression of Transforming Growth Factor-Beta 1 (TGF-β1) in stunted and non-stunted toddlers. Clin Nutr ESPEN. 2022;49:208–16.

Massi MN, Febriani ADB, Hatta M, Karuniawati A, Rauf S, Wahyuni S, et al. The role of exclusive breastfeeding on sIgA and lactoferrin levels in toddlers suffering from Acute Respiratory Infection: A cross-sectional study. Ann Med Surg. 2022;77:103644.

Wahdah S, Juffrie M, Huriyati E. Faktor risiko kejadian stunting pada anak umur 6-36 bulan di wilayah pedalaman Kecamatan Silat Hulu, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. J Gizi dan Diet Indones (Indonesian J Nutr Diet. 2016;3(2):119–30.

Tatu SS, Mau DT, Rua YM. Faktor-Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Desa Kabuna Kecamatan Kakuluk Mesak Kabupaten Belu. J sahabat keperawatan. 2021;3(01):1–17.

Kemenkes R. Situasi gizi. Jakarta: Kemenkes RI; 2016.

Handriyanti RF, Fitriani A. Analisis keragaman pangan yang dikonsumsi balita terhadap risiko terjadinya stunting di indonesia. Muhammadiyah J Nutr Food Sci. 2021;2(1):32–42.

Rahmawati NF, Fajar NA, Idris H. Faktor sosial, ekonomi, dan pemanfaatan posyandu dengan kejadian stunting balita keluarga miskin penerima PKH di Palembang. J Gizi Klin Indones. 2020;17(1):23.

Bella FD, Fajar NA, Misnaniarti M. Hubungan pola asuh dengan kejadian stunting balita dari keluarga miskin di Kota Palembang. J Gizi Indones (The Indones J Nutr. 2020;8(1):31–9.

Sulistianingsih A, Sari R. ASI eksklusif dan berat lahir berpengaruh terhadap stunting pada balita 2-5 tahun di Kabupaten Pesawaran. J Gizi Klin Indones. 2018;15(2):45–51.

Garcia Cruz LM, González Azpeitia G, Reyes Súarez D, Santana Rodríguez A, Loro Ferrer JF, Serra-Majem L. Factors associated with stunting among children aged 0 to 59 months from the central region of Mozambique. Nutrients. 2017;9(5):491.

Angkat AH. Penyakit Infeksi dan Praktek Pemberian MP-ASI Terhadap Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-36 Bulan di Kecamatan Simpang Kiri Kota Subulussalam. J dunia gizi. 2018;1(1):52–8.