PENGATURAN FISIK PADA RUANG PUBLIK SEBAGAI PENCEGAH TERJADINYA PERILAKU NEGATIF
Abstract
Safety is one of the needs humans must have while doing activities. Human activities can be done everywhere, either in personal or public spaces. From an architectural perspective, public spaces were granted as a third place that provides human needs. Public space had to be neutral for all people. This principle of public space established diverse activities and interactions between them. However, only some of these activities always go well. The possibility of negative behavior by some people could be a cause. Hostile architecture and CPTED (Crime Prevention Through Environmental Design) are design strategies that reduce unwanted behavior risk. The application of hostile architecture and CPTED involved the elements' arrangement of a physical setting in a public space. Through the content analysis method, undesirable behaviors were analyzed and integrated with the principles of hostile architecture and CPTED as preventions from the circumstance through elements of the physical setting. In this study, the arrangements of physical locations in public spaces based on the principles of hostile architecture and CPTED were initiated to suppress the appearance of undesirable behavior.
Rasa aman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dimiliki pada setiap aktivitas. Aktivitas manusia tidak hanya terjadi pada ruang personal tetapi juga pada ruang publik. Ruang publik dalam perspektif arsitektur merupakan ruang bersama sebagai ruang netral yang dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sifat netral yag dimiliki oleh ruang publik menyebabkan terjadinya keberagaman interaksi dan aktivitas dari berbagai kalangan masyarakat pada suatu lokasi yang sama. Namun, aktivitas di dalam ruang publik tidak selalu berlangsung dengan aman. Hal ini disebabkan oleh adanya peluang terjadinya perilaku negatif oleh sebagian orang. Terlebih lagi apabila pengaturan setting fisik suatu ruang publik tidak dirancang dengan baik. Hostile architecture dan CPTED (Crime Prevention Through Environmental Design) merupakan salah dua strategi desain yang mengupayakan penekanan resiko terjadinya perilaku yang tidak diinginkan. Penerapan hostile architecture dan CPTED melibatkan pengaturan elemen setting fisik yang dapat menekan resiko tersebut. Melalui metode content analysis, perilaku negatif diklasifikasi dan dianalisis keterkaitannya dengan upaya penerapan prinsip hostile architecture dan CPTED sebagai bentuk pencegahan terjadinya perilaku negatif melalui pengaturan elemen setting fisik di dalamnya. Dalam penelitian ini dihasilkan kategori elemen setting fisik dalam ruang publik yang dapat diatur berdasarkan prinsip-prinsip hostile architecture dan CPTED sebagai bentuk penekanan resiko terjadinya perilaku negatif.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abadi, T. W. (2016). Aksiologi: Antara Etika, Moral, dan Estetika. KANAL: Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(2), 187. https://doi.org/10.21070/kanal.v4i2.1452
Arifianto, I. (2021, October). Video Pengunjung Kota Lama Semarang Tak Sadar HP Dicuri Gelandangan Saat Berfoto Bareng Teman. Tribunjateng.Com.
Azarine, R. Y. (2018). Identifikasi karakteristik ruang yang memicu kriminalitas di kota surabaya. 1–380. https://repository.its.ac.id/53916/
Carr, M. (2020). Urban Hostility: CPTED, Hostile Architecture, and the Erasure of Democratic Public Space. In University Honors Theses. https://pdxscholar.library.pdx.edu/honorstheses/892
Carr, S., Francis, M., Rivlin, L. G., & Stone, A. M. (1992). Public Space. Press Syndicate of the University of Cambridge.
Chadalavada, K., & Sanjiv, S. E. (2020). Defensive architecture-A design against humanity. International Journal of Advance Research, March, 247–251. www.IJARIIT.com
Chellew, C. (2019). Defending suburbia: Exploring the use of defensive urban design outside of the city centre. Canadian Journal of Urban Research, 28(1), 19–33.
Darmawan, E. (2007). Peranan Ruang Publik dalam Perancangan Kota (Urban Design). In Peranan Ruang Publik Dalam Perancangan Kota (Urban Design) (p. 57). Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Desias, W., & Dewi, D. I. K. (2019). Desain Lingkungan Kampung Kali Code Dalam Pencegahan Kriminalitas Berdasarkan Persepsi Masyarakat. Arsitektura, 3680(2), 131–140.
Fine Licht, K. de. (2017). Hostile urban architecture: A critical discussion of the seemingly offensive art of keeping people away. Etikk i Praksis, 11(2), 27–44. https://doi.org/10.5324/eip.v11i2.2052
Hsieh, H. F., & Shannon, S. E. (2005). Three approaches to qualitative content analysis. Qualitative Health Research, 15(9), 1277–1288. https://doi.org/10.1177/1049732305276687
Justice, M. of. (2005). National Guidelines for Crime Prevention through Environmental Design in New Zealand Part 1: Seven Qualities of Safer Places. In Urban Design Protocol.
Karmilah, M., & Rochani, A. (2020). Karakteristik Perilaku Pengguna Ruang Publik Di Kota Semarang (Studi Kasus: Taman Progo, Taman Indonesia Kaya, Dan BKB). Jurnal Planologi, 17(1), 96. https://doi.org/10.30659/jpsa.v17i1.9171
Katyal, N. K. (2002). Architecture as crime control. Yale Law Journal, 111(5), 1039–1138. https://doi.org/10.2307/797618
Natsir, N., & Mubarak, A. S. (2022). Analysis of Sociability of Visitors to Public Open Spaces in Sheikh Yusuf Gowa Field. PREVENIRE: Journal of Multidisciplinary Science, 2(1), 31–40. https://doi.org/10.58330/prevenire.v2i1.136
Oldenburg, R. (1999). The Great Good Place. Marlowe & Company. https://archive.org/detaiis/greatgoodpiaceca00oide_2
Purnamasari S, A., & Muta’ali, L. (2012). Kajian Spasial Ruang Publik (Public Space) Perkotaan Untuk Aktivitas Demonstrasi Mahasiswa Di Kota Makassar. Jurnal Bumi Indonesia, 1(2), 27–36.
Purwanto, E. (2014). Privatisasi Ruang Publik dari Civic Centre menjadi Central Business District ( Belajar dari kasus Kawasan Simpang Lima Semarang). Jurnal Tataloka, 16(3), 153. https://doi.org/10.14710/tataloka.16.3.153-167
Rosenberger, R. (2020). On hostile design: Theoretical and empirical prospects. Urban Studies, 57(4), 883–893. https://doi.org/10.1177/0042098019853778
Suharyat, Y. (2009). Hubungan antara Sikap, Minat, dan Perilaku Manusia. Region, I(3), 1–19.
Suryo, D. T. W., & Siswanto. (2018). Kajian Perilaku Pengguna Ruang Publik di Kota Malang. Jurnal Pangripta, 1(2), 192–204.
Taylor, C. L. (1983). Review of: The Meaning Of The Built Environment by Amos Rapoport. Housing and Society, 10(2), 95–97. https://doi.org/10.1080/08882746.1983.11429931
Wijayati, P. A. (2019). Kekerasan Dan Kriminalitas Di Kota Semarang: Antara Negara Kolonial Dan Otoritas Lokal. Al-Qalam, 25(3), 591–602.
Zain, F. M. (2021, November). Vandalisme “HBD Vita” di Trotoar Alun-alun Purwokerto Viral, Pembuatnya Minta Maaf. Kompas.Com.
DOI: https://doi.org/10.24853/nalars.23.1.59-68
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by: