POLA PERMUKIMAN KAMPUNG TRADISIONAL STUDI KASUS : KAMPUNG KAMBOJA KELURAHAN BENUA MELAYU LAUT KOTA PONTIANAK

Zairin Zain, Muhammad Hadi Pranata

Abstract


Proses terbentuknya pola permukiman di dasar dari berbagai aspek yang membentuk suatu permukiman. Secara topografi permukiman Kampung Kamboja terbentuk dari penyusun unsur lingkungan yaitu air sungai. Unsur lingkungan tersebut menjadi wadah untuk melakukan aktivitas masyarakat setempat. Kondisi lingkungan bermukim diharapkan dapat menunjang aktifitas baik dari segi finansial dan aksesibilitas. Kebudayaan suatu permukiman juga tidak terlepas dari tradisi maupun adat istiadat dari sebuah permukiman. Suatu komunitas memilih lokasi  permukiman berdasarkan tradisi atau adat istiadat yang telah di turunkan secara turun temurun . Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi pola permukiman yang berada di Kelurahan Benua Melayu Laut, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan data geo-spasial, survei lapangan, dan digital tracing untuk mengidentifikasi pola permukiman yang ada. Termasuk distribusi bangunan, dan aksesibilitas. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya 2 pola dalam penggunaan lahan: pola linier pada permukiman yang berada di bantaran sungai dan mengelompok, pada permukiman yang berada di dekat jalur jalan kota.

The process of forming a settlement pattern at the base of various aspects that make up a settlement. Topographically, Cambodian Village settlements are formed from the constituent elements of the environment, namely river water. These environmental elements are a forum for carrying out local community activities. The condition of the living environment is expected to support activities both in terms of finance and accessibility. The culture of a settlement is also inseparable from the traditions and customs of a settlement. A community chooses the location of a settlement based on traditions or customs passed down from generation to generation. This study also aims to identify settlement patterns in Benua Melayu Laut Village, South Pontianak District, Pontianak City, and West Kalimantan. This study uses qualitative methods with geospatial data, field surveys, and digital tracing to identify settlement patterns, including building distribution and accessibility. This study's results show two patterns in land use: linear patterns in settlements located on riverbanks and clustering in settlements located near city roads.




Keywords


Kampung Kamboja; pola permukiman; bantaran sungai

Full Text:

PDF

References


Ayunurafidha, A. (2015). Pola Permukiman Tradisional Dusun Krajan Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang [Universitas Barawijaya]. http://repository.ub.ac.id/id/eprint/144139

Ciptadi, W., Hamzah, E. R., Radhi, M., & Harimurti, P. (2022). Kajian Segmen Fasade Rumah Tinggal Tradisional Melayu di Tepian Sungai Kapuas Kampung Tambelan sampit Kota Pontianak. Jurnal Ilmu Pengetahuan, Rekayasa, Dan Pendidikan, 7(2), 82–90. https://doi.org/https://doi.org/10.31573/jv.v17i2.420

Fadli, M. R. (2021). Memahami desain metode penelitian kualitatif. Humanika, 21(1), 33–54. https://doi.org/10.21831/hum.v21i1.38075

Hasanah, H. (2017). Teknik-Teknik Observasi (Sebuah Alternatif Metode Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-ilmu Sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21–46. https://doi.org/10.21580/at.v8i1.1163

Hasanuddin. (2014). Pontianak Masa Kolonial. Ombak.

Krisna, R., Antariska, & Ari, I. R. (2005). Studi Pelestarian Kawasan Wisata Budaya Di Dusun Sade Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Plannit-Planology National Institute of Technology, 3(2), 124–133. https://www.researchgate.net/publication/314724721

Mentayani, I. (2016). Identitas Keruangan Tepian Sungai dan Perubahannya Pada Permukiman Vernakular di Banjarmasin. Nasional-Semesta Arsitektur Nusantara 4, 1–8.

Mentayani, I. (2019). Identitas dan Eksistensi Permukiman Tepi Sungai di Banjarmasin. Seminar Nasional Universitas Lambung Mangkurat, 479–502.

Nuraini, C. (2019). Morphology of Residential Environment of Singengu Village in Mandailing Julu, North Sumatra. Journal of Regional and City Planning, 30(3), 241–260. https://doi.org/10.5614/jpwk.2019.30.3.5

Nurhidayati, E. (2015). Formasi dan Karakteristik Pola Permukiman Dikawasan Waterpront City Pontianak. Prosiding Seminar Nasional “Menuju Arsitektur Dan Ruang Perkotaan Yang Ber-Kearifan Lokal” PDTAP 2015, 134–146.

Nurhidayati, E., & Arianti, I. (2021). Perkembangan Kota Berbasis Perairan Di Pontianak. Jurnal Ilmiah Arsitektur, 11(1), 1–8. https://doi.org/10.32699/jiars.v11i1.1578

Pelambi, M. R., Tilaar, S., & Rengkung, M. M. (2016). Identifikasi Pola Sebaran Permukiman Terencana di Kota Manado. Spacial-Jurnal Perencanaan Wilayah Dan Kota, 3(1), 55–65. https://doi.org/https://doi.org/10.35793/sp.v3i1.11651

Prambudi, A. R., & Retnowati, N. D. (2014). Pembuatan Virtual Tour Guide Kabupaten Trenggalek Menggunakan Metode Tracing Map. Compiler, 3(2). https://doi.org/10.28989/compiler.v3i2.76

Purmintasari, Y. D., & Kusnoto, Y. (2018). Pemukiman awal sungai Kapuas. SOCIA: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial, 15(1), 71–78. https://doi.org/10.21831/socia.v15i1.22013

Putro, J. D., & Nurhamsyah, M. (2015). Pola Permukiman Tepian Air, Studi Kasus: Desa Sepuk Laut, Pungur Besar dan Tanjung Saleh Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya. Langkau Betang: Jurnal Arsitektur, 2(1), 65–76. https://doi.org/10.26418/lantang.v2i1.13841

Rahim, A. (2017). Permukiman-Permukiman Kuno Di Daerah Aliran Sungai Batanghari. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jamb, 17(3), 16–26. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.33087/jiubj.v17i3.398

Sasongko, R., Astuti, W., & Yudana, G. (2022). Pola Spasial Permukiman Di Bantaran Sungai Premulung, Kota Surakarta. Jurnal Perencanaan Wilayah, Kota, Dan Permukiman, 4(2), 152–166. https://doi.org/10.20961/desa-kota.v4i2.59526.152-166

Sastika, A., & Yasir, A. (2017). Karakteristik Permukiman Di Tepian Sungai. Jurnal Koridor, 8(2), 83–88. https://doi.org/10.32734/koridor.v8i2.1332

Savitri, R., & Ekomadyo, A. S. (2021). Genius Loci Permukiman Bansir Laut di Kota Pontianak. Jurnal TIARSIE-Teknik Industri, Arsitektur, Sipil, Informatika, Elektro, 18(01), 1–10. https://doi.org/https://doi.org/10.32816/tiarsie.v18i1.88

Silalahi, M. (2009). Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat (Studi Kasus RT 02 RW 07 Kelurahan Benua Melayu Laut, Kecamatan Pontianak Selatan, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Iinstitut Pertanian Bogor.

Surur, F. & S. M. (2019). Pola Permukiman Tepian Sungai Walanae Di Desa Welado Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone. Prosiding Seminar Nasional Arsitektur, Budaya Dan Lingkungan Binaan (SEMARAYANA #1), 27–34. https://eproceeding.undwi.ac.id/index.php/semarayana/article/view/9

Wibowo, H. E. (2010). Perilaku Masyarakat Dalam Mengelola Sampah Permukiman di Kampung Kamboja Kota Pontianak. Universitas Diponegoro.

Yastri, M. J., Astuti, W., & Putri, R. A. (2022). Kebertahanan fisik Kampung Beting sebagai kawasan permukiman waterfront heritage. Region : Jurnal Pembangunan Wilayah Dan Perencanaan Partisipatif, 17(1), 199–211. https://doi.org/10.20961/region.v17i1.33390

Zain, Z., Aqsa, A., & Sunandi, R. (2022). Budaya Bermukim Orang Melayu di Kota Pontianak Terhadap Pemanfaatan Rumah di Bantaran Sungai Kapuas: Studi Kawasan Permukiman di Kelurahan Tambelan Sampit. Arsir, 6(1), 1–14. https://doi.org/10.32502/arsir.v6i1.4012




DOI: https://doi.org/10.24853/nalars.24.1.%25p

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

Directory of Open Access JournalGarba Rujukan Digital(Garuda)

Crossref

Base

Index Copernicus International (ICI)CiteFactorRoad

 

 

Web Analytics Made Easy - Statcounter

Visitor NALARs

Powered by Puskom-UMJ