PENGARUH FUNGSI RITUAL PADA BENTUK ARSITEKTUR Kasus Studi : Gereja Katedral, Gereja Theresia,Gereja Salib Suci, Gereja Santo Matias Rasul dan Gereja Stella Maris
Abstract
ABSTRAK: Fenomena pudarnya sakralitas bentuk gereja Katolik di seluruh dunia cukup merisaukan Paus Benedictus. Ternyata pudarnya sakralitas bentuk terjadi juga pada gereja Katolik di Indonesia khususnya Jakarta. Secara keseluruhan, permasalahan yang muncul dari fenomena ini adalah tidak terjalinnya relasi yang baik antara fungsi kegiatan dengan bentuk tersebut serta makna yang tampil dari relasi tersebut. Tarik-menarik antara kedua fungsi dan bentuk inilah yang kemudian dimaknai oleh manusia melalui pengamatan langsung bagi pengguna maupun pengamat arsitektur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama, merekam fungsi liturgi dan bentuk pada gereja-gereja sebagai obyek studi kemudian menggambarkan kembali secara rinci agar dapat dianalisis seluruh bentukan arsitektur yang ada. Kedua, menggunakan gabungan pendekatan sakralitas dari Eliade, Hoffman, Jones, dan Martasudjita untuk menelusuri seluruh fungsi kegiatan sedangkan untuk identifikasi ornamen dengan pendekatan Peirce. Sedangkan untuk menelusuri ekspresi bentuk digunakan elaborasi dari pendekatan arsitektur Salura dan Evensen. Analisis ini berlandas pada pendekatan strukturalisme yang menelusuri struktur-dalamnya. Ketiga, setelah dianalisa semua kasus studi kemudian diperbandingkan pada setiap obyek studi mana struktur-dalam. Keempat, interpretasi relasi kegiatan dan konsepsi sakral pada obyek studi. Kelima, menyimpulkan bahwa pemaknaan relasional fungsi dengan sakralitas bentuk arsitektur gereja. Dengan demikian jika elemen sakralitas bangunan ini ada maka keseluruhan arsitektur gereja pada obyek studi dapat dikatakan memancarkan ekspresi bentuk sakral yang sarat dengan nilai ke-Katolik-an.
Kata kunci: Relasi, Fungsi dan bentuk, Ekspresi, Sakralitas, Gereja Katolik
ABSTRACT: The phenomenon of fading off form “sakralitas” of Catholic Church in the world has worried Paus Benedictus. Evidently, this phenomenon had been happened to Catholic Church in Indonesia, particularly Jakarta. Generally, problem has been occurred from this phenomenon is because there is no well relation between activities function with the form as well as the appearance meaning from that relation. The attraction between these both function and form, will be interpreted by people through direct observation for user as well as architectural researcher. This research will use some methods, firstly, will record liturgy function and form on the conducted churches as case studies then will describe in detail, thus could be analyzed all the existing architecture form. Secondly, will use combination “sakralitas” approach from Eliade, Hoffman, Jones and Martasudjita to explore all activities function, although to identify ornament will use Peirce approach. On the otherhand, to explore form expression will use elaboration from architectural approach of Salura and Evensen. This analysis will be based on to structuralism approach, which will explore the inner structure. Thirdly, after analysis process, all case studies will be compared each other on each study object which known as inner-structure. Fourthly, interpretation of activities relation and sacred conception on study objects. Fifthly, to conclude the signification of function relational with form sakralitas of church architecture. Therefore, if this building element’s sakralitas exist, then all the church architecture on study objects could be said, they are throwing off the expression of sacred form which full of Catholic’s values.
Keywords: relation, function and form, expression, sakralitas, Catholic Church
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24853/nalars.15.1.25-34
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by: