PENERAPAN KONSEP ARSITEKTUR MODERN PADA DESAIN PESANTREN MUHAMMADIYAH
Abstract
ABSTRAK. Dalam sebuah kawasan Pendidikan dengan penggunaan lahan secara efektif bagi pengguna, perjalanan dengan berjalan kaki dapat lebih cepat ketimbang dengan kendaraan akibat sulit mencari lahan parkir. Pentingnya pedestrian dalam penataan Lingkungan pesantren karena aktivitas di ruang publik akan jauh lebih menyenangkan jika didukung dengan kondisi ruang itu sendiri. Jalur pedestrian lebih diminati pejalan kaki jika dipayungi rindang pepohonan. Pesantren yang hanya mengajarkan ilmu agama Islam saja umumnya disebut Pesantren Salaf. Sebagian besar pesantren salaf menyediakan asrama sebagai tempat tinggal para santrinya. Para santri, pada umumnya menghabiskan hingga 20 jam waktu sehari dengan penuh dengan kegiatan, dimulai dari salat shubuh di waktu pagi hingga mereka tidur kembali di waktu malam.
Diambilnya di daerah Kota Bekasi sebagai lokasi yang akan dijadikan Kawasan Pembangunan Pesantren Muhammadiyah berkonsep Arsitektur Modern memiliki berbagai pertimbangan antara lain Kota Bekasi sebagai kota yang terus berkembang pesat di dunia pendidikan. Serta memiliki citra Kota yang iman dan ihsan, berkaitan dengan aktivitas Kota yang memiliki sisi religius sehingga memiliki banyak manfaat jika keberadaan Pesantren Muhammadiyah ini menjadi titik pusat pendidikan islam secara syariat islam.
Kata Kunci: Kerusakan Alam, Arsitektur Hijau, Deskriptif Kualitatif
ABSTRACT. In an Educational area with land use effectively for users, travel by foot can be faster than with the vehicle due to the problematic search for parking lots. The importance of pedestrian Environment setup in the boarding school because of his activities in public space will be much more fun if supported with the condition of the space itself. The path pedestrian promenade favored if it is enclosed under shady trees. A boarding school that teaches Islamic sciences courses is generally called Pesantren Salaf. Most of the dormitories of the pesantren salaf provide as the residence of the syudent (santri). The students, in General, spend up to 20 hours a day with full time with activities, beginning with the dawn prayers in the morning until they sleep again at night.
Taken in Bekasi Town area as a location that will be used as a Development Area boarding school Muhammadiyah concept Modern architecture has different considerations, among others, the town of Bekasi as the city continues to proliferate in the world of education. The image of the city as well as have faith and ihsan, relating to the activity of a city that has a religious side, so have many benefits if the existence of this boarding school Muhammadiyah Islamic education central point being in Islamic jurisprudence.
Keywords: Natural Damage, Grean Architecture, Qualitative Descriptive
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.24853/purwarupa.4.1.33-38
Refbacks
- There are currently no refbacks.
INDEXED BY: