Proses Analogi Budaya Dalam Perancangan Pusat Seni dan Budaya Gayo di Kabupaten gayo Lues.

agus husri, Dita Ayu Rani Natalia

Abstract


ABSTRAK. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki keanekaragaman seni dan budaya yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia. Sekitar 300 kelompok etnis yang berada di indonesia yang telah berkembang selama berabad-abad secara turun-temurun dari generasi-kegenerasi. Kabupaten Gayo Lues merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Aceh yang masih sangat kental dengan adat, seni dan budayanya. Hingga saat ini berbagai macam dan jenis kesenian di Gayo Lues terus mengalami perkembangan, hal ini tidak terlepas dari kesadaran masyarakat Gayo Lues akan pentingnya mempertahankan nilai kebudayaan. Pada saat ini Kabupaten Gayo Lues hanya mempunyai satu tempat pertunjukkan seni yang tetap, dapat digunakan untuk menyelenggarakan kesenian yang bersifat formal. Keadaan yang berbanding terbalik terhadap minat masyarakat Gayo Lues untuk terus mengembangkan dan mempertahankan nilai budayanya. Untuk dapat mewadahi segala kegiatan seni dan budaya di Kabupaten Gayo Lues ini, oleh karna itu maka perlu adanya perancang sebuah pusat seni dan budaya sebagai salah satu wadah/tempat yang dibutuhkan di Kabupaten Gayo Lues. Perancangan pusat seni budaya Kabupaten Gayo Lues ini menggunakan pendekatan Analogi budaya, yang bertujuan mengangakat nilai seni dan budaya Gayo dengan memunculkan karakteristik dan juga ikon Kabupaten Gayo Lues. Metode perancangan pusat seni dan budaya gayo ini menggunakan metode analisis data, Metode ini dilakukan dengan menganalisis lokasi tapak dan objek rancangan. Analisis ini dapat memperoleh beberapa aspek yang mencangkup keseluruhan dari rancangan. Perancangan ini diharapkan mampu mewadahi dan memfasilitasi aktivitas seni dan budaya kuhsus nya di daerah Kabupaten Gayo Lues serta dapat dijadikan ikon kawasan, sehingga dengan adanya pusat seni budaya ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan dan melestarikan kebudayaan Gayo, dan juga sebagai sarana promosi dan rekreasi yang edukatif.

 

Kata Kunci : Analogi, Gayo Lues, Ikon, Pusat Seni        

 

 

ABSTRACT. Indonesia is a country that has a diversity of arts and cultures that are spread throughout Indonesia. About 300 existing ethnic groups in Indonesia have developed over the centuries from generation to generation. Gayo Lues Regency is one of the regencies in Aceh Province which still maintains its customs, arts and culture strongly. Until now, various kinds and types of arts in Gayo Lues continue to experience development. This is inseparable from the awareness of the Gayo Lues community on the importance of maintaining cultural values. At this time, Gayo Lues Regency only has one permanent place for art performances, it can be used to organize formal arts. The situation is inversely proportional to the interest of the Gayo Lues community to continue developing and maintaining its cultural values. To be able to accommodate all art and cultural activities in Gayo Lues Regency, it is necessary to have a designer of an art and cultural center as one of the places needed in Gayo Lues Regency. The design of the art and cultura center of Gayo Lues Regency uses a cultural analogy approach, which aims to bring the value of Gayo arts and culture by showing the characteristics and also the icon of Gayo Lues Regency. The method of designing the Gayo art and culture center used the data analysis method. This method was carried out by analyzing the location of the site and the design object. This analysis could obtain several aspects covering the whole of the design. This design is expected to be able to accommodate and facilitate the art and culture activities in Gayo Lues Regency and can be used as an icon of the area, so that the art and culture center can be used as a means of developing and preserving Gayo culture, as well as an educative promotional and recreational facility.

 

Keywords: Analogy, Gayo Lues, Icon, Art Center


Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.24853/purwarupa.4.1.67-74

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


INDEXED BY:

Garba Rujukan Digital(Garuda)
Powered by Puskom-UMJ