Formulasi Cookies Sumber Zat Besi dengan Penambahan Tepung Daun Kelor dan Tepung Sorgum sebagai Kudapan Alternatif Pencegah Anemia Remaja Putri

Anisa Azzahra, Inne Indraaryani Suryaalamsah

Abstract


Latar Belakang: Prevalensi anemia gizi pada remaja menurut data Riskesdas pada tahun 2013 adalah 37,1% lalu meningkat pada tahun 2018 menjadi 48,9%, salah satu akibat terjadinya anemia adalah kurang mengonsumsi pangan sumber zat besi, pangan yang kaya akan zat besi diantaranya tanaman kelor dengan Fe yang terkandung sebesar 6,0 mg/100gr dan sorgum 5,4 mg/100gr. Produk pangan yang dikembangkan dengan tambahan tepung kelor dan tepung sorgum sebagai pangan alternatif pencegah anemia pada remaja putri adalah cookies. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui mutu organoleptik dan kandungan gizi cookies  dengan penambahan tepung daun kelor dan tepung sorgum sebagai kudapan alternatif pencegah anemia remaja putri. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu kontrol dan tiga perlakuan yang diujikan kepada 32 orang panelis semi terlatih. Analisis data menggunakan uji Kruskal Wallis dan uji lanjut Mann-Whitney. Hasil: hasil penelitian menunjukan bahwa formula terpilih dalam penelitian ini adalah formula 1 (F1) yang paling banyak disukai panelis, dengan subtitusi tepung daun kelor 3,3% dan tepung sorgum 26,7%. Kandungan gizi kadar abu 1,23%, kadar air 3,82%, energi 466,33 kkal, protein 8,11%, lemak 17,31%, karbohidrat 69,52%, dan zat besi sebesar 4,08 mg. Simpulan: Formulasi cookies pada penelitian ini sudah dapat memenuhi 15% ALG zat besi bagi remaja putri dengan kandungan zat besi sebesar 4,08 mg/100gr.

Keywords


cookies, daun kelor, sorgum, zat besi

Full Text:

PDF

References


Gardiarini P, Dianovita C, Gafur A, Rustika R. Penyuluhan dan Pelatihan Pembuatan Olahan Berbahan Pangan Lokal Kaya Zat Besi Guna Cegah Anemia Santriawati Pondok Pesantren Subulusalam Balikpapan. J Abdi Masy Indones. 2021;1(1):165–70.

WHO. The Global Prevalence Of Anaemia In 2011. Geneva. 2015;

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. 2018;

Nasruddin H, Syamsu RF, Permatasari D. Angka Kejadian Anemia Pada Remaja Di Indonesia. Cerdika J Ilm Indones. 2021;1:357–64.

Arima LAT, Murbawani EA, Wijayanti HS. Hubungan Asupan Zat Besi Heme, Zat Besi Non-Heme Dan Fase Menstruasi Dengan Serum Feritin Remaja Putri. J Nutr Coll. 2019;8(2):87.

Citra K. Kandungan Nutrisi Tanaman Kelor. Vol. 44, Fakultas Farmasi Universitas Surabaya. 2019. 1689–1699 p.

TKPI. Tabel Komposisi Pangan Indoensia 2017. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat; 2017. 1–135 p.

Sustriawan B, Aini N, Setyawati1 R, Irfan R, Hania R, Revila, et al. Karakteristik Cookies Dari Tepung Sorgum Dan Tepung Almond Dengan Penggunaan Gula Stevia Dan Gula Kelapa Kristal. LPPM UNSOED. 2020;10(1):159–70.

Susilawati S. Proses Pengolahan Sultana Cake Menggunakan Tepung Sorgum (Shorgum bicolor L.) Dengan Kombinasi Tepung Kacang Hijau (Vigna radiata L.) [Skripsi]. Politek Pertan Negri Pangkep. 2018;

Novitaroh A, Sulistiani RP, Isworo JT, Kholifatudin Y. Sifat Sensoris , Kadar Protein dan Zat Besi pada Cookies Daun Kelor. J Gizi. 2022;11(1):32–44.

Nafa’ani R. Pemanfaatan Tepung Kacang Hijau Sebagai Substitusi Pada Produk Kacang Hijau Nastar Cookies (Kajonas Cookies). Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta; 2019.

Fahreina Y, Mazidah L, Kusumaningrum I, Safitri DE. Penggunaan Tepung Daun Kelor Pada Pembuatan Crackers Sumber Kalsium Application of flour Moringa oleifera leaves in the making of calcium source crackers. Argipa 2018. 2018;3(2):67–79.

Nuraelah A. Formulasi, Uji Daya Terima dan Analisis Kandungan Gizi Cookies Galohgor Berkhasiat Untuk Meningkatkan Produksi ASI. Institut Pertanian Bogor; 2015.

Lamusu D. Uji Organoleptik Jalangkote Ubi Jalar Ungu ( Ipomoea batatas L ) Sebagai Upaya Diversifikasi pangan. 2018;3(1):9–15.

Erniyanti, Ansharullah, Sadimantara MS. Daya Terima Dan Analisis Kandungan Gizi Cookies Berbasis Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera L.) Dan Tepung Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris L.). Jurnal Sains dan Teknologi Pangan, 4(3). J Sains Dan Teknol Pangan. 2019;4(3):2204–19.

Badan Standardisasi Nasional. Standar Nasional Indonesia Biskuit. Badan Standardisasi Nas. 2011;1–5.

Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2016. 68 p.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan; 2019.

BSN. Mutu dan Cara Uji Biskuit (SNI 01- 2973-1992). BSN. 1992;

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Pengawasan Klaim Pada Label dan Iklan Pangan Olahan. 2016.




DOI: https://doi.org/10.24853/mjnf.5.1.1-12

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:

     

 

Lisensi Creative Commons

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-NonKomersial 4.0 Internasional.

Copyright of Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (e issn: 2722-2942)

Powered by Puskom-UMJ